Sabtu, 24 November 2012

PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS


                                                                         
1.     Proses Pembuatan Batik Tulis

1. Pemotongan bahan baku kain sesuai dengan kebutuhan.
2. Nglengreng : Menggambar langsung pada kain
3. Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
4. Nembok : menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
5. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna
6. Nglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing).
7. Pencucian : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur

Sebelum ditulis bahan kain digambar di pola dulu di patrun lalu ditulis dengan canting rengrengan baru ditulis isennya lalu di popokan mana yang kira-kira bagus diwarna atau dikosongkan menitik-nitik dan menutup.Setelah selesai menulisnya baru diberi warna, warna tergantung kebutuhn.lalu menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih,setelah lilin lepas dri kain, lalu di cuci sampai bersih dan kemudian di jemur.

PROSES PEMBUATAN BATIK CEPLOK



1.     Proses Pembuatan Batik Cap (ceplok)
Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam(lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain.
Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist). Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.
Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.
Teknik Membuat Batik
Yang dimaksud dengan “teknik membuat batik” adalah proses-proses pekerjaan dari permulaan yaitu dari mori batik sampai menjadi kain batik. Dalam pembuatannya secara umum dibagi menjadi dua tahap yakni:
a. Persiapan, yaitu berbagai macam pekerjaan pada mori sehingga menjadi kain yang siap untuk dibuat batik. pekerjaan ini meliputi;
1. Nggirah ( mencuci ) atau Ngetel
2. Nganji ( menganji )
3. Ngemplong ( seterika, kalander )
b. Membuat Batik, yaitu macam-macam pekerjaan dalam pembuatan batik yang sebenarnnya dan pekerjaan ini meliputi 3 macam pekerjaan utama yakni;
1. Pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif batik yang dikehendaki. Pelekatan lilin batik ini ada beberapa cara yakni dengan canting tulis, canting cap atau dilukis dengan kuas atau jegul. fungsi dari lilin batik ini ialah untuk resisit ( menolak ) terhadap warna yang diberikan pada kain dalam tahap berikutnya. Lilin batik adalah campuran dari unsur-unsur lilin batik yang pada umumnya terdiri atas Gondorukem, Matakucing, Parafin atau Microwax, Lemak atau minyak nabati dan kadang ditambah lilin dari tawon atau laceng.
2. pewarnaan batik, dapat dilakukan dengan cara dicelup, coletan/ lukisan (painting). Pewarnaan dilakukan secara dingin ( tanpa pemanasan) dan zt warna yang dipakai tidak hilang warnanya saat pengerjaan menghilangkan lilin atau tahan terhadap tutupan lilin.
3. menghilangkan lilin, proses menghilangkan lilin yang melekat pada permukaan kain. Menghilangkan lilin dilakukan pada tempat-tempat tertentu dengan cara ngerok (ngerik) atau “melorod”/ngebyok,mbabar yakni menghilangkan secara keseluruhan
dengan tiga macam proses utama tersebut orang dapat membuat batik dengan berbagai macam teknik.

MACAM-MACAM BATIK

MACAM-MACAM BATIK

1.       Batik Remukan
Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk

2.       Batik Print
Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibanding batik cap apalagi batik tulis.
Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih.
Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya.
3. Batik Cap
 
Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.
Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.
Bahan Batik Cap (ceplok)
1.       Kain putih
2.      Malam (lilin) yang sudah di campur
3.      Canting cap (ceplok)
4.      Meja, busa,kain karpet,plastik mika
5.      Kompor biasa atau kompor gas
6.      Ender /loyang