Banyak orang mengenal kota Rembang sebagai kota
kelahiran pahlawan wanita Indonesia yang sungguh fenomenal, RA. Kartini.
Sekitar 12 Km di timur kota Rembang, terdapat sebuah kota yang terkenal sebagai
penghasil batik, yaitu Lasem.
Dibanding batik dari Yogyakarta,
Solo, atau Pekalongan, nama batik Lasemmemang belum terlalu
menonjol. Namun jangan salah, keindahan batik Lasem begitu memikat.
Mau tahu lebih detil tentang batik Lasem? Simak yuk,
beberapa uraian di bawah ini:
Sejarah batik Lasem
Menurut
Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra, keberadaan batik di Lasem bermula dari
kedatangan Laksaman Cheng Ho pada tahun 1413 M. Anak buah Cheng Ho bernama Bi
Nang Un turut menetap di Lasem bersama istrinya, Na Li Ni. Nah, dari kepiawaian
tangan Na Li Ni inilah tercipta berbagai kain batik yang menjadi cikal bakal
keberadaan batik Lasem.
Masa kejayaan batik
Lasem terjadi
pada abad ke-19. Pada masa itu, hampir setiap orang keturunan Tionghoa menjadi
pengusaha batik. Di rumah-rumah mereka, batik diproduksi. Mereka merekrut
penduduk sekitar untuk menjadi pengrajin.
Pengrajin
batik pun semakin kreatif menciptakan motif-motif baru. Mereka merespon situasi
yang terjadi. Semisal, ketika Daendels memperkerjakan rakyat untuk membuat
jalan raya, terciptalah motif kricakan, atau watu pecah.
Namun,
masa kejayaan tersebut mulai pudar di era 1950-an. Kondisi politik yang tidak
berpihak pada etnis Tionghoa membuat banyak pengusaha batik gulung tikar
Motif Batik Lasem
Pengaruh budaya Tionghoa terlihat jelas pada
motif burung Hong, banji, bunga seruni, dan liong. Motif-motif itu dicipta oleh
Na Li Ni dan menjadi ciri yang sangat khas dan unik dari batik Lasem hingga saat ini.
Kisah
percintaan Sam Pek Eng Tay, alias legenda klasik dari Negeri Cina, juga pernah
menjadi motif yang cukup populer pada batik Lasem.
Selain
motif-motif tersebut, terdapat beberapa nama motif batik Lasem yang terkenal,
seperti motif Watu Pecah, Naga Kricak, Ceplok Piring, Sekar Jagat, Kawung Lerek
Sekar paksi, serta Terang Bulan.
Batik
Lasem juga mendapat pengaruh dari motif batik Solo dan Yogyakarta. Ornamen
kawung dan parang kerap ditemui dalam batik Lasem
Warna
Warna
paling menonjol pada batik Lasem dan menjadi ciri khas yang jarang ditemui pada
batik dari daerah lain adalah warnanya. Merah, menyerupai warna darah ayam.
Selain
itu, warna batik Lasem didominasi warna khas pesisir yaitu kombinasi merah,
kuning, biru, dan hijau
Sentra Batik Tulis Lasem
Sebanyak
1.175 unit usaha batik tulis tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lasem
dan Pancur, dengan kapasitas produksi nyaris menembus angka 40.000 potong per
tahun.
Jika tak
punya cukup waktu untuk menjelajahi satu persatu tempat workshop pengrajin,
datang saja ke Show Room Batik Tulis Lasem Kabupaten Rembang yang terdapat di
Jl. Raya Kecamatan Lasem. Menempati bekas kantor kecamatan Lasem, aneka batik
produksi pengrajin Lasem dipamerkan dan dijual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar