Batik Pekalongan dan beberapa ciri khasnya
Batik pekalongan terkenal
karena letaknya di pantai utara, menyebabkan motif dan desainnya banyak
terpengaruh gaya batik pesisir. berikut beberapa gambaran motif motif menarik
tersebut.
A. Batik Remukan
Motif batik terus berkembang.
Batik dengan motif-motif baru, kadang dengan teknik pewarnaan yang melenceng
dari pakem, dikenal dengan istilah batik kontemporer.
Di Pekalongan, kini dikenal
istilah batik remukan. Disebut batik remukan, karena pada proses pewarnaan,
kain diremes, atau diremuk. Hasilnya, terdapat garis-garis atau pecahan tak
beraturan pada kain.
B.
Batik Jlamprang
Salah satu motif batik yang
populer di Pekalongan adalah motif Jlamprang. Motif ini mengedepankan
prinsip-prinsip grafis-geometris. Motif ini merupakan pengembangan dari motif
kain Potola dari India. Motif ini mengadaptasi bentuk bintang atau arah mata
angin yang ujung-ujungnya membentuk pola segi empat.
Sentra kerajinan batik
Jlamprang berada di kampung Krapyak lor dan kidul, Pekalongan. Nama Jlamprang
bahkan diabadikan menjadi nama sebuah jalan.
Pesona Warna Batik Pekalongan
Bicara tentang warna, batik
Pekalongan juaranya. Batik Pekalongan memang terkenal luwes dan dinamis.
Kombinasi warna-warna terang dalam satu kain memang menjadi ciri khas batik
pesisir ini. Bahkan, dalam satu kain bisa saja terdapat perpaduan delapan macam
warna.
Batik Nan Dinamis
Batik Pekalongan relatif lentur dalam
mengikuti perkembangan zaman. Ketika Indonesia berada di bawah kekuasaan
Jepang, lahirlah batik Jawa Hokokai dengan motif dan warna yang berkiblat pada
kimono Jepang.
Peristiwa politik pun
dijadikan kreasi motif batik. Peristiwa Tritura di tahun 60-an misalnya. Yang
sempat booming pada tahun 2005 setelah pelantikan presiden SBY, adalah motif
SBY, berupa corak yang mirip tenun ikat.
Sejarah Batik Pekalongan
Diperkirakan, batik sudah ada
di Pekalongan pada tahun 1800. Namun, batik Pekalongan berkembang pesat pada
rentang waktu 1825-1830 setelah perang Diponegoro berakhir.
Para keluarga keraton Mataram banyak yang migrasi ke
daerah-daerah, salah satunya Pekalongan. Atas sumbangsih merekalah, batik Pekalongan semakin berkembang.
Pendatang dari berbagai negeri seperti Cina, Jepang, Belanda,
Arab, dan India, juga mempengaruhi motif serta warna batik
Pekalongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar