BAGIAN I.
JENIS-JENIS
VARIETAS BAWANG MERAH
VARIETAS
BAWANG MERAH
Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup
banyak macamnya, tetapi umurnya produksi varietas tersebut masih rendah(kurang
dari 10 ton/ha).Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan
yang lain biasnya didasrkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi,
umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain.
1. Bima Brebes
Varietas lokal asal Brebes ini sudah sudah bisa di
panen pada umur 60 hari setelah tanam.
Jumlah produksinya tergolong tinggi, yakni mencapai 10 ton/ha umbi kering
dengan susut bobot umbi 22 % dari bobot panen basah. Daunnya berwarna hijau,
berbentuk silindris, dan berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk
lonjong, dan bercincin kecil pada leher cakramnya. Bima Brebes resisten
terhadap penyakit busuk umbi
(Botrytis allii), tetapi peka terhadap penyakit busuk
daun (Phytophtora porii). Daerah
penanamannya lebih cocok di dataran rendah.
2. Medan
Varietas
ini banyak ditanam di daerah Samosir, Sumatera Utara. Umur panennya lebih lama
dari Bima Brebes, yakni 70 hari setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata-rata 7
ton/ha umbi kering. Susut bobot umbi tergolong tinggi, yakni 25 % dari bobot
panen basah. Varietas ini mudah berbunga. Bunganya berwarna putih. daun
berbentuk silindris dengan bagian tengah berlubang dan berwarna hijau. Bentuk
umbi bulat dengan ujung meruncing dan berwarna merah. Satu rumpun terdiri 6-12
anakan. daerah penanamannya lebih fleksibel, dapat ditanam di datara tinggi
maupun rendah. Tanaman ini cukup resisten terhadap penyait busuk umbi, tetapi
peka terhadap penyakit busuk ujung daun.
3. Maja
Cipanas
Varietas
ini merupakan varietas local asal Cipanas, Cianjur. Umur panennya 60 hari
setelah tanam dengan jumlah produksi mencapai 11 ton/ha umbi kering. Susut
bobot umbi kering tergolong besar, yakni 25% dari bobot panen basah. Daunnya
berwarna hijau tua, berbentuk silindris, dan berlubang. Umbi berwarna merah
tua, berbentuk bulat –gepeng, dan berkeriput. Jumlah anakan umbi 6-12 per
rumpun. Maja Cipanas cukup resisten terhadap penyakit busuk umbi, tetapi peka
terhadap penyakit busuk ujung daun. tanaman ini dapat ditanam di dataran tinggi
maupun rendah.
4. Keling
Varietas
lokal ini berasal dari majalengka. Umbinya baru bisa dipanen pada umur 70 hari
setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata-rata mencapai 8 ton/ha umbi kering.
Susut bobot umbi relatif rendah, yakni
15% dari bobot anen basah. Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan
berlubang. Umbi berwarna merah muda. berbentuk bulat-gepeng, dan berkeriput.
dalam satu rumpun dapat 7-13 anakan. Pertumbhan varietas keing akan lebih baik
bila ditanam di dataran rendah. Varietas ini cukup resisten terhadap penyakit
busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun.
5. Ampenan
Daerah
asal varietas ini adalah Ampenan, Bali. Umbi dipanen pada umur 70 hari setelah
tanam. Produksinya tidak jauh berbeda dengan varietas lainnya, yakni antara
9-12 ton/ha umbi kering. Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan
berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong dengan jumlah anakan
dalam satu rumpun lebih dai 10 anakan. Varietas Ampenan resisten terhdap
penaykit busuk umbi, tetapi peka terhadap penaykit busuk ujung daun. Selain
itu, varietas ini sangat peka terhadap hujan, karena baik ditanam pada musim
kemarau.
6. Sumenep
|
Varietas
Sumenep baru bisa dipanen pada umur 70 hari setelah tanam dengan jumlah
produksi tergolong tinggi, yakni rata-rata mencapai 12 ton/ha. Daunnya berwarna
hijau dengan bentuk yang lebih besar dibanding varietas lain dan kaku. Dalam
satu rumpun terdpat 5-8 anakan. Umbinya tidak tahan bila disimpan lama.
Varietas ini lebih peka terhadap penyakit busuk umbi.
7. Kuning
Varietas
ini sudah bisa dipanen pada umur 70 hari setelah tanam. Jumlah produksinya
rata-rata 7 ton/ha umbi kering. Daun berwarna hijau tua, berbentuk silindris,
dan berlubang. Umbinya berwarna merah merona dan berbentuk bulat besar.
Varietas ini paling cocok ditanam pada musim kemarau.
8. Timor
Varietas
ini berasl dari Tinor Timur. Umbinya berbentuk bulat memanjang dan berwarna
merah tua. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk silindris, dan berlubang. Umur
tanaman berkisar 60-70 hari dengan produksi rata-rata mencapai 9-12 ton/ha.
Jumlah anakan dalam satu rumpun 6-12. Varietas ini cukup resisten terhadap
penyakit busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun.
9. Lampung
Varietas
lokal asal Lampung ini mempunyai umur panen 60 hari dengan jumlah produksi
sedang, sekitar 8-10 ton. Umbinya berwarna merah tua dan berbentuk bulat. Dalam
satu rumpun terdapat 10-15 anakan.
10. Banteng
Varietas
Banteng berasal dari daerah Tangerang. Umbinya berwarna merah cemerlang,
berbentuk bulat , dan dagingnya kompak. Bawang ini mempunyai aroma yang harum,
rasanya lebih manis, dan jika digoreng lebh renyah disbanding varietas lainnya.
11. Varietas
lokal lainnya
Masih
terdapat beberapa varietas lokal lain yang ditanam dibeberapa daerah di
Indonesia, tetapi jumlahnya tidak terlalu besar. Diantaranya adalah varietas
gurgur, sri sakate, bali ijo, jaksana, ashali, betawi, dan jawa.
Varietas
gurgur hamir sama dengan maja Cipanas. Hasil produksinya sedang. Umbinya
berwarna merah dan berbentuk bulat telur. Umur panennya sekitar 60 hari. Umbi
sri sakate berwarna ungu dan berbentuk bulat . Umur panen varietas ini sekitar
60 hari.
Varietas lainnya seperti bali ijo, jaksana, dan jawa,
mempunyai umur panen lebih lama dari kedua varietas di tas, yakni sekitar 80
hari. Sedang varietas ashali bisa dipanen pada umur yang lebih muda, yakni
sekitar 50 hari setelah tanam.
Bawang
bali ijo. Mempunyai umur panen yang lama, yakni 80 hari.
12. Varietas
Impor
Varietas
impor yang sudah ditanam di Indonesia adalah Bangkok, Filipina, dan Australia.
varietas ini umumnya memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibanding varietas
lokal. Beberapa keunggulan varietas bawang merah impor yaitu :
-
memiliki bentuk umbi
yang bulat dan berukuran besar dengan warna merah memikat.
-
jumlah anakan umbi
banyak,lebih dari 10 anakan.
-
hasil produksinya
tinggi, rata-rata mencapai 15 ton umbi kering per hektar.
-
daya simpan lebih
tinggi,serta
-
nilai penyusutan
dalam pemasaran (ekspor) lebih kecil, sekitar 10% (varietas lokal mencapai
15%).
Bawang merah varietas impor dipanen tidak jauh berbeda dengan varietas
local, yaitu 60-70 hari setelah tanam. Akan tetapi, dalam budi dayanya perlu
penanganan yang lebih hati-hati karena tanaman masih memerlukan adaptasi dengan
kondisi ekologis disekitarnya.
Varietas bawang merah impor yang banyak ditanam di Indonesia terutama di
daerah Brebes dan Losari Cirebon, adalah Bangkok dan Filipina. Bibit kedua
varietas tersebut bisa didapatkan di dareh tersebut karena sudah dapat
dikembangbiakan sendiri.
bagaimana dengan varietas munjong ,dimana bisa saya dapat bibit vrietas bawang merah tersebut?
BalasHapusNgnanjuk
HapusManteps gan
BalasHapusterimakasih infonya mas
BalasHapus